- Pengertian Bayi Tabung
Saat ini bayi tabung bukanlah kata yang asing ditelinga Masyarakat Indonesia. Tapi apa sebenarnya pengertian dari bayi tabung ? Berikut ini pengertian dari bayi tabung. Assisted Reproductive Technology atau yang populer dengan teknologi bayi tabung merupakan aplikasi teknologi dalam bidang reproduksi manusia. Bayi tabung dalam bahasa kedokteran disebut In Vitri Fertilization (IVF). In Vitro berasal dari bahasa Latin yang berarti di dalam sedangkan Fertilization adalah bahasaInggris yang memiliki arti pembuahan. Jadi bayi tabung adalah suatu upaya untuk memperoleh kehamilan dengan jalan mempertemukan sel sperma dan sel telur sehingga terjadi pembuahan dalam suatu wadah atau cawan petri (semacam mangkuk kaca berukuran kecil) khusus yang hal ini dilakukan oleh petugas medis. Mungkin karena proses pembuahan tersebut terjadi di cawan kaca (seolah seperti tabung), akhirnya masyarakat mengenalnya sebagai pengertian bayi tabung. Bayi tabung merupakan suatu teknologi reproduksi berupa teknik pembuahan sel telur (ovum) di luar tubuh wanita. Prosesnya terdiri dari mengendalikan proses ovulasi secara hormonal, pemindahan sel telur dari ovarium dan pembuahan oleh sel sperma dalam sebuah medium cair. Awal berkembangnya teknik ini bermula dari ditemukannyateknik pengawetan sperma. Sperma bisa bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur -321 derajat fahrenheit. Pada mulanya program ini bertujuan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak mungkin memiliki keturunan secara alamiah disebabkan tuba falopi istrinya mengalami kerusakan permanen. Namun kemudian mulai ada perkembangan dimana kemudian program ini diterapkan pada yang memiliki penyakit atau kelainan lainnya yang menyebabkan tidak dimungkinkan untuk memperoleh keturunan.
- Sejarah Bayi Tabung
Setelah
kita mengetahui pengertian bayi tabung, mari kita pahami sejarah bayi tabung.
Inggris merupakan negara yang menjadi tonggak awal sejarah bayi tabung di dunia
. Di sanalah sejumlah dokter untuk pertama kalinya menggagas pelaksanaan
program bayi tabung. Bayi tabung pertama yang berhasil dilahirkan dari program
tersebut adalah Louise Brown yang lahir pada tahun 1978.
Sejarah
bayi tabung ini berawal dari upaya untuk mendapatkan keturunan bagi
pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan. Sebelum program bayi
tabung ditemukan, inseminasi buatan dikenal sebagai metode untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Inseminasi buatan dilakukan dengan menyemprotkan sejumlah
cairan semen suami ke dalam rahim isteri dengan menggunakan bantuan alat
suntik. Dengan cara ini sperma diharapkan mudah bertemu dengan sel telur.
Sayangnya, tingkat keberhasilan metode inseminasi buatan hanya sebesar 15%.
Kesuksesan
perdana program bayi tabung yang dilakukan secara konvensional/In Vitro
Fertilization (IVF) dengan lahirnya Louise Brown membuat program ini semakin
diminati oleh negara-negara di dunia. Di Indonesia, sejarah bayi tabung yang
pertama dilakukan di RSAB Harapan Kita, Jakarta, pada tahun 1987. Program bayi
tabung tersebut akhirnya melahirkan bayi tabung pertama di Indonesia, yakni
Nugroho Karyanto pada tahun 1988. Baru setelah itu mulai banyak bermunculan
kelahiran bayi tabung di Indonesia. Bahkan jumlahnya sudah mencapai 300 anak.
Kesuksesan
program bayi tabung tidak begitu saja memuaskan dunia kedokteran. Upaya untuk
mengukir tinta emas sejarah bayi tabung terus berlanjut. Jika selama ini
masyarakat hanya mengenal satu teknik proses bayi tabung secara IVF, maka
sekarang telah muncul bermacam-macam bayi tabung dengan menggunakan teknik baru
yang semakin canggih daripada teknik sebelumnya. Di antaranya adalah Partial
Zone Dessection (PZD) dan Subzonal Sperm Intersection (SUZI). Teknik PZD
dilakukan dengan menyemprotkan sperma ke sel telur dengan membuat celah pada
dinding sel telur terlebih dulu agar memudahkan kontak antara sperma dengan sel
telur. Sedangkan pada teknik SUZI, sperma disuntikkan secara langsung ke dalam
sel telur. Hanya saja dari sisi keberhasilan, kedua teknik ini dianggap masih
belum memuaskan.
Macam-macam
bayi tabung selanjutnya adalah dengan menggunakan teknik Intra Cytoplasmic
Sperm Injection (ICSI). Teknik ini sangat sesuai jika diterapkan pada kasus
sperma yang mutu dan jumlahnya sangat minim. Jika pada teknik IVF konvensional
membutuhkan 50 ribu-100 ribu sperma untuk membuahi sel telur, maka pada teknik
ICSI hanya membutuhkan satu sperma dengan kualitas bagus. Dengan bantuan pipet
khusus, sperma kemudian disuntikkan ke dalam sel telur. Langkah selanjutnya
juga serupa dengan teknik IVF konvensional.
Menurut
dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas Melati, RSAB
Harapan kita, di Indonesia program bayi tabung dengan menggunakan teknik ICSI
sudah mulai dilakukan sejak tahun 1995. Dengan pemakaian teknik tersebut,
keberhasilan bayi tabung bisa mencapai 30%-40%.
Sejarah
bayi tabung nampaknya tidak akan berhenti sampai di sini. Dunia kedokteran akan
terus berusaha mengembangkan berbagai penelitian hingga didapatkan teknik bayi
tabung yang bisa memberikan tingkat keberhasilan yang paling memuaskan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar