Bioteknologi Pangan
Berbagai
jenis mikroorganisme bersifat menguntungkan dan berguna untuk produksi bahan
pangan manusia. Kamu tentu mengenal makanan seperti yoghurt, acar, sosis, roti,
keju, tempe, oncom, kecap, dan tapai. Semua makanan tersebut memanfaatkan
mikroorganisme dalam pembuatannya.
Mikroorganisme
juga dimanfaatkan sebagai penghasil bahan pangan yang berprotein tinggi, atau
dikenal sebagai protein sel tunggal (PST). Kelebihan mikroorganisme sebagai
penghasil protein adalah mudah dibudidayakan, pertumbuhannya sangat cepat, dan
kadar proteinnya sangat tinggi yaitu dapat mencapai 80%. Bandingkan dengan
protein pada biji kedelai yang kadarnya sekitar 45%. Contoh organisme penghasil
PST adalah ganggang Chlorella dan Spirulina.
Aneka
produk makanan memanfaatkan jasa mikroorganisme dalam pengolahannya. Peranan
mikroorganisme dalam pengolahan makanan ini adalah mengubah bahan makanan
menjadi bentuk lain, sehingga nilai gizinya lebih tinggi, zat gizi lebih mudah
diserap dan dimanfaatkan, serta mempunyai cita rasa yang lebih menarik.
Perhatikan beberapa contoh jenis makanan dan mikroorganisme yang berperan dalam
pengolahannya pada tabelberikut ini.
Tabel
produk makanan dan mikroorganisme yang berperan dalam pengolahannya.
Produk
Makanan
|
Bahan
Mentah
|
Mikroorganisme
Pengolah
|
Berbagai jenis kue
|
Tepung gandum
|
Saccharomyces cerevisiae
|
Kopi
|
Biji kopi
|
Erwinia dissolvens
|
Kecap
|
Kedelai
|
Aspergillus wentii
|
Yoghurt
|
Susu
|
Lactobacillus bulgaricus dan L. acidophilus
|
Keju
|
Susu
|
Lactobacillus casei
|
Nata de coco
|
Air kelapa
|
Acetobacter xylinum
|
Oncom
|
Kacang tanah
|
Neurospora crassa
|
Tape
|
Umbi ketela pohon atau beras ketan
|
Saccharomyces cerevisiae
|
Tempe
|
Kedelai
|
Rhizopus oryzae
|
Sayur asin
|
Sawi hijau
|
Bakteri asam laktat.
|
Pemanfaatan
mikroorganisme sebagai pengolah bahan makanan telah lama dikenal dan
dilakukan oleh banyak orang. Misalnya, digunakan untuk membuat tape, tempe,
kecap, dan sebagainya. Berikut ini adalah beberapa contoh peran mikroorganisme
sebagai pengolah makanan.
a.
Pemanfaatan Mikroorganisme untuk Membuat Kue/Roti
Dalam
pembuatan kue, pada adonan tepung ditambahkan ragi ke dalam adonan tersebut dan
dibiarkan beberapa saat. Di dalam ragi terdapat jamur Saccharomyces cereviceae.
Jamur ini akan berkembang biak dengan cepat dalam substrat tepung dan
memfermentasi adonan gula (glukosa). Dalam proses fermentasi ini dihasilkan
gelembung-gelembung gas karbon dioksida. Keluarnya gas inilah yang menyebabkan
adonan kue atau roti dapat mengembang.
b.
Mikroorganisme untuk Membuat Asinan
Asinan
atau acar merupakan hasil fermentasi bakteri asam laktat (Lactobacillus
bulgaricus) yang memberi rasa masam dan sedikit asin pada bahan-bahan seperti
kubis, mentimun, dan lobak. Pada umumnya, pembuatan acar dilakukan secara
terbuka sehingga memungkinkan bakteri aerob mengubah rasa menjadi masam.
c.
Mikroorganisme untuk Membuat Minuman dan Alkohol
Mikroorganisme
yang banyak digunakan untuk membuat minuman dan alkohol adalah kelompok jamur
anaerob. Substrat yang digunakan jamur berupa zat tepung atau karbohidrat.
Jamur akan menghasilkan semacam enzim sehingga dapat memfermentasi tepung
menjadi glukosa dan karbon dioksida. Dalam proses fermentasi ini dihasilkan
alkohol yang dapat memberi citarasa tersendiri pada produk yang dihasilkan,
contohnya pada pembuatan tuak, brem, dan sake. Minuman ini dihasilkan dari
fermentasi beras ketan oleh Aspergillus orizae. Tuak merupakan minuman
beralkohol tradisional Jawa. Brem adalah minuman beralkohol tradisional Bali.
Sedangkan Sake adalah minuman beralkohol tradisional Jepang.
Contoh
lainnya adalah proses pembuatan anggur (wine) dan bir. Anggur dibuat dari buah
anggur atau buah yang lain dengan memanfaatkan Saccharomyces cerevisiae dan
Saccharomyces bayanus melalui proses fermentasi. Bir dibuat dari biji padi yang
sebelumnya diubah menjadi malt yang mengandung enzim amilase. Enzim amilase
mengubah zat tepung menjadi glukosa sehingga bisa difermentasi oleh khamir
jenis tertentu. Hasil fermentasi berupa etanol dan karbon dioksida. Alkohol
juga dapat dibuat dari fermentasi tetes tebu yang disuling untuk mendapatkan
alkohol berkadar tinggi. Umumnya, proses pembuatan minuman beralkohol melalui
dua tahap, yaitu tahap fermentasi dan tahap destilasi (penyulingan). Tahap
destilasi diperlukan untuk meningkatkan kadar alkohol dalam minuman.
d.
Mikroorganisme untuk Membuat Yogurt
Yogurt
adalah sejenis minuman yang berasal dari susu yang diproses dengan dimanfaatkan
mikroorganisme tertentu. Dalam pembuatan yogurt, susu diuapkan agar lebih
kental dan kadar lemaknya berkurang. Susu kental ini kemudian difermentasikan
pada suhu 45° dengan menggunakan campuran bakteri Streptococcus thermophillus
dan bakteri Lactobacillus bulgaricus. Bakteri Streptococcus thermophillus pada
pembuatan yogurt berfungsi memberi rasa masam, sedangkan bakteri Lactobacillus
bulgaricus memberi aroma dan rasa yang berbeda. Jadi, kombinasi antara kedua
bakteri itulah yang memberi cita rasa dan aroma pada yogurt.
e.
Mikroorganisme untuk Membuat Mentega dan Keju
Mentega
dibuat dari susu krim atau susu skim. Cita rasa dan aroma mentega berasal dari
hasil fermentasi bakteri yang sama seperti bakteri yang digunakan untuk membuat
yogurt yaitu bakteri asam laktat (Lactobacillus bulgaricus). Sedangkan
keju juga dibuat dari susu yang difermentasikan oleh bakteri asam laktat.
Pembuatan keju memerlukan air dadih yang dibuat dari protein susu yang disebut
kasein. Beberapa jenis keju difermentasikan oleh bakteri Propionibacterium.
Jamur lain juga dapat digunakan untuk membuat keju, misalnya beberapa spesies
dari genus Penicillium untuk membuat keju yang berwarna hijau kebiruan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar