Jumat, 13 Mei 2016

Bahaya CFC yang terdapat pada mesin Pendingin



Bahaya CFC yang terdapat pada mesin Pendingin

CFC adalah singkatan dari Cloro Fuoro Carbon , ini merupakan senyawa hasil buatan manusia yang berguna di dalam mesin pendingin, seperti kulkas. Senyawa buatan ini memang bermanfaat bagi manusia dalam penyimpanan bahan pangan agar lebih tahan lama. Zat ini berbentuk gas dan biasanya berwarna putih. Bagi kita yang memiliki AC dirumah mungkin pernah melihatnya saat petugas AC menambahkan freon apabila AC anda kurang dingin.
            Zat Freon atau CFC berperan dalam pemanasan global atau yang biasa disebut dengan global warming. Lalu Bagaimana freaon mempengaruhi pemanasan global ?

Freon dapat mempengaruhi pemnasan global karena pada saat zat ini dilepaskan di udara maka akan merubah lapisan ozon dan bahkan menipiskan lapisan ozon yang mana lapisan ozon ini berguna untuk melindungi bumi dan makhluk hidup dari paparan radiasi Ultra Violet B (UV-B) dan juga menyerap radiasi ultra violet dari matahari yang tinggi agar tidak sampai ke bumi.
Paparan radiasi ultra violet ini terutama radiasi ultraviolet B atau UV B dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Antara lain katarak, kanker kulit , dan penurunan kekebalan tubuh.

 Image result for bahaya cfc bagi kesehatan

Freon dapat membuat lapisan ozon semakin tipis dikarenakan zat ini saat dilepaskan di udara dapat bereaksi dengan ozon. Ozon dibentuk oleh oksigen, rumus ozon adalah O3 namun karena bereaksi dengan freon maka lapisan ozon tersebut berubah menjadi O2 atau Oksigen sehingga akibat pelepasan freon ini mengurangi lapisan ozon di atmosfer bahkan hingga terdapat lubang ozon. Lubang inilah yang akhirnya membuat pemanasan global.

Image result for bahaya cfc bagi kesehatan
            CFC dapat menimbulkan gejala keracunan bagi manusia akibat menghirup udara dari gas tersebut. Efek yang biasa di timbulkan adalah pembengkakan tenggorokan, sulit bernapas, sakit tenggorokan parah, kehilangan penglihatan, membakar mata, hidung, bibir dan lidah, luka bakar pada kerongkongan, muntah darah, darah dalam tinja, nyeri perut yang parah, irama jantung abnormal dan peredaran darah.
Selain itu juga akibat dari menghirup gas ini dapat menyebabkan irama jantung abnormal. Irama jantung abnormal adalah irama jantung dmana iramanya tidak seperti normal. Mungkin saja terlalu cepat detak jantung tersebut atau bahkan terlalu lemah. Sehingga dapat menimbulkan kematian.Bahkan sebuah lembaga di luar negeri yaitu NIOSH (The National Institute for Occupational Safety and Health) pernah melaporkan sebuah kematian akibat penggunaan AC.




Kesadaran Dunia Internasional tentang ekologi yang rusak




Hubungan internasional mengalami dinamika dan perkembangan di dalamnya seiring dengan berjalannya waktu. Berbagai isu telah berkembang dalam dunia internasional dan memunculkan berbagai perspektif baru dalam hubungan internasional. Salah satu di antaranya adalah munculnya Green Perspective atau perpektif hijau. Perspektif ini lahir dengan misi ntuk mengangkat isu lingkunagan ke dalam isu internasional. Hal itu dikarenakan isu lingkungan sempat diabaikan dan tidak terlalu diperhatikan dalam dunia internasional. Isu lingkungan bukan hanya menjadi isu nasional saja melainkan juga sebagai isu inernasional  yang penting dalam hubungan internasional sekarang  (Jackson & Sorensen, 2009). Dengan pernyataan tersebut, kini isu lingkungan menjadi isu internasional yang diangkat dalam hubungan internasional.
Perspektif hijau merupakan perpektif  baru yang muncul pada tahun 1960-an. Kemudian perspektif ini mulai mengkritik liberalisasi beserta adanya isu perang pada saat itu. Perang pada saat itu telah membawa dampak yang buruk terhadap kerusakan lingkungan (Jackson & Sorensen, 2009). Meskipun perspektif hijau tergolong baru kemunculannya yaitu pada saat perang dingin, namun perspektif ini juga terkait pula dengan perang dunia sebelumnya yang telah mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Berawal dari situ, terdapat pemikiran dan kesadaran manusia atas kelestarian lingkungan hidup. Dampak akibat kerusakan lingkungan tidak dapat dirasakan secara langsung namun akan sangat terasa pada tahun-tahun  berikutnya. Hal itulah yang menjadi konsentrasi dari gagasan perspektif hijau, karena lingkungan akan semakin parah jika tidak segera ditangani.
Berdasarkan dari pemikiran tersebut, perspektif hijau memiliki tujuan untuk menangani isu lingkungan global dalam hubungan internasional. Salah satu hal yang menjadi konsentrasi isu lingkungan adalah kerusakan ekologi pada negara-negara berkembang. Negara berkembag memiliki banyak dampak eksploitasi sumber daya alam yang dilakukan oleh negara maju. Oleh karena hal itu, negara berkembang seharusnya mendapat perlindngan dari eksploitasi sumber daya alam yang berlangsung melampaui batas. Selain itu pula, negara-negara maju diharapkan memiliki kesadaran agar tanggap terhadap isu lingkungan yang ada. Adanya kesadaran itu akan membuat setiap negara akan memiliki rasa tanggung jawab yang sama atas lingkungan yang ada (Eckersley, 2007).
Perspektif hijau memiliki beberapa asumsi dasar dalam pendiriannya. Asumsi dasar yang pertama adalah penolakan terhadap manusia sebaga pusat segalanya dan menganggap bahwa seluruh kebaikan alam hanya untuk manusia (Matthew, 2001). Dalam pandangan tersebut, manusia dilihat sebagai subjek lingkungan. Namun kenyataannya banyak manusia yang menjadi serakah terhadap alam karena menganggap semua yang ada di alam adalah tercipta untuk kebutuhan manusia serta pemanfaatan kebaikan alam juga bergantung pada keinginan manusia (Steans et. al., 2005). Selain dari itu,  pertumbuhan penduduk berdampak buruk terhadap lingkungan.Dampak yang dapat ditimbulkan adalah kerusakan lingkungan dalam kurun waktu tertentu. Pertumbuhan penduduk memang menjadi konsentrasi pada kerusakan lingkungan. Hal itu  dikarenakan semakin banyak penduduk maka semakin banyak sumber daya alam yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan hidup setiap  penduduk. Dengan demikian, dikhawatirkan akan terjadi eksploitasi alam secara besar-besaran. Belum lagi fakta jika penduduk semakin banyak maka akan semakin banyak lahan yang dibutuhkan untuk rumah tinggal yang berakibat pada terganggunya ekoseistem yang ada. Asumsi selanjutnya adalah tentang konsep desentralisasi. Maksud dari konsep tersebut adalah penolakan terhadap bentuk pemusatan karena perspektif hijau lebih setuju dengan komunitas yang lebih kecil daripada negara. Sehingga, diharapakan akan dapat memberikan perlindungan terhadap lingkungan dengan lebih optimal (Matthew, 2001).
Namun, terdapat pula beberapa penolakan terhadap asumsi atau argumen yang disampaikan perspektif hijau. Konsep desentralisasi mendapat perhatian karena komunitas yang lebih kecil dibanding negara akan memiliki kepentingan tersendiri dalam hubungan antarkomunitas. Kemudian, isu selanjutnya yaitu berupa pendapat bahwa isu lingkungan merupakan isu global dan bukan hanya isu kelompok. Sehingga, penyelesaian isu lingkungan harus diatasi oleh satu kelompok global. Hal lain yang menjadi kritik adalah kedaulatan negara yang mana di dalamnya terbagi menjadi kelompok-kelompok kecil (Matthew, 2001).
Dengan demikian yang dapat disimpulkan adalah perspektif hijau merupakan perspektif yang lahir karena isu lingkungan. Isu lingkungan yang dulu sempat diabaikan kini menjadi konsentrasi baru dalam menjalankan setiap perilaku dalam hubungan internasional. Hal tersebut tumbuh dari kesadaran bahwa alam akan semakin rusak jika manusia semakin serakah dan tidak peduli dengan nasib lingkungan. Perspektif hijau dengan isu lingkungannya menjadi hal yang relevan dalam hubungan dunia internasional saat ini yang mana isu linkungan bukan hanya merupakan isu nasional namun sudah menjadi isu internasional.


Sterilisasi Produk Pangan



Sterilisasi Produk Pangan

            Sterilisasi adalah suatu proses di mana kegiatan ini bertujuan untuk membebaskan alat dan bahan dari berbagai macam kehidupan mikroorganisme. Suatu bahan bisa dikatakan steril apabila bebas dari mikroorganisme hidup yang patogen maupun tidak, baik dalam bentuk vegetatif maupun nonvegetatif (spora) (Ratna, 1985)



           Image result for alat Blansing
        Sterilisasi merupakan proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam media tidak ada jasad renik yang bersifat kontaminasi yang dapat hidup. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).
            Jenis sterilisasi berpengaruh terhadap pertumbuhan mikroba,hal ini merupakan faktor yang bergantung pada tujuan sasaran sterilisasi dilakukan. Dalam produk pangan seperti jenis sayuran dan buah-buahan dapat dilakukan sterilisasi blansing dan pasteurisasi.
            Blansing merupakan suatu cara pemanasan pada produk pangan yang dilakukan pada suhu kurang lebih 85 C selama 5 menit dengan menggunakan air panas atau uap. Tujuan utama blansing adalah menginaktifkan enzim, diantaranya enzim peroksidase dan katalise yang mampu digunakan  mikroba dalam pertumbuhannya.
            Pasteurisasi merupakan proses pemanasan bahan pangan dengan tujuan untuk membunuh miroba pembusuk dan patogen, atau penyebab penyakit. Sehingga bahan mempunyai daya tahan  simpan yang lebih. Pasteurisasi dilakukan pada suhu 70C selama 15 menit.