Rabu, 30 Maret 2016

Pengaruh kejujuran di lingkup pendidikan terhadap karakter penerus bangsa

Pengaruh kejujuran di lingkup pendidikan terhadap karakter penerus bangsa

            Masalah yang sekarang sedang dihadapi Indonesia adalah krisis moral. Kenapa demikian? Karena melihat kondisi Indonesia sekarang ini, banyak berita yang sedang hangat membicarakan tentang pejabat ppejabat negara yang melakukan korupsi. Masalah ini hampir selalu kita temui. Tiap tahun selalu ada saja orang-orang yang terseret KPK dalam kasus korupsi. Bahkan mirisnya orang yang tersangka juga datang dari instansi keagamaan.
            Hal ini menimbulkan pertanyaan dalam diri kita, apa yang salah pada negara kita sehingga banyak generasi bangsa yang tidak memiliki moral serta kejujuran dalam diri mereka?
            Menurut saya sendiri satu hal penting yang salah dalam negara kita adalah Pendidikan. Secara umum pendidikan lah yang membentuk karakter bangsa, antara lain cara berpikir, pembentukan moral, sikap, tanggung jawab, kepribadian, serta kejujuran. Bila dilihat dari luar, tujuan pendidikan sangat bagus, tetapi kenapa generasi yangt erbentuk tidak sebagus yang diharapkan dari indikator pendidikan tadi? Karena adanya sesuatu faktor kesalahan dalam proses pendidikan ini, baik dari sekolah itu sendiri serta dari kebijakan pemerintah terhadap pendidikan.
            Faktor kesalahan dalam proses pendidikan yaitu terjadinya cara mengajar guru yang salah, sikap profesionalisme yang kurang, serta kurang nya rasa tanggung jawab terhadap anak didiknya.
 Cara mengajar guru yang salah itu seperti adanya hukuman yang menekan siswa yang tidak tahu isi pelajaran, sehingga siswa tersebut berusaha untuk berbohong  menutupi ketidaktauan nya dengan cara mencontek punya sesama. Hal ini kerap membentuk karakter siswa yang tidak jujur.
            Sikap profesionalisme yang kurang, hal ini meliputi ketidaksiapan guru dalam mengajar muridnya, guru yang tidak mampu bersikap profesional terhadap pekerjaannya, seperti membawa –bawa masalah pribadi atau  rumah tanggga ke sekolah, dan menjadikan siswa sebagai pelampiasannya,sehingga murid menjadi sasaran oleh guru.
            Kurang nya rasa tanggung jawab dalam mendidik, hal ini kerab sekali terjadi dimana guru tidak bersikap loyal terhadap profesinya. Seringkali guru hanya melakukan sekedarnya saja tanpa merasa bertanggung jawab mengerti atau tidak  murid yang dia didik.
            Hal tersebut merupakan faktor kesalahan dari sekolah, sedangkan kesalahan dari kebijakan pemerintah adalah pengadaan UN terhadap pendidikan serta yang menetukan kelulusan. Menurut saya hal ini kurang baik, terlebih lagi yang menetukan siswa lulus atau tidak adalah Menteri pendidikan, rasanya hal ini kurang efektif, karena yang mengerti atau mengetahui kemampuan setiap siswa adalah sekolah, guru-gurunya lah yang lebih tau apakah siswa nya layak lulus atau tidak. Sehingga karena yang menetukan kelulusan adalh pemerintah, guru-guru menjadi mengajari muridnya untuk berbuat tidak jujur, seperti pembelian paket jawaban dengan tujuan agar siswa dapat lulus. Namun secara tidak langsung dengan pemberian kunci jawaban sebenarnya guru telah memberikan racun yang merusak moral siswa serta kejujuran dalam dirinya.  Sehingga dengan demikian terbentuklah calon generasi yang tidak jujur dan tidak bermoral seperti sekarang ini.
            Generasi muda yang demikian akan menghancurkan bangsa karena tidak memikirkan orang lain, melainkan hanya memikirkan kepentingan pribadi saja, jadi tidak bisa di pungkiri kenapa sampai pejabat negara melakukan korupsi, karna itulah hasil bentukan pendidikan tadi, sehingga di dalam diri pejabat tersebut tidak lagi ada kejujuran dan moral.

            Oleh karena itu kita perlu menyadari hal tersebut, Indonesia tidak akan pernah maju jika pimpinan negara bersifat serakah dan hanya memikirkan diri sendiri. Jika negara memperbaiki kualitas pendidikan  generasi muda menjadi lebih baik sangat mungkin perubahan dan kesejahteraan yang Indonesia dapatkan sehingga tidak ada lagi masalah korupsi seperti yang sekarang ini.