Pengaruh
kejujuran di lingkup pendidikan terhadap karakter penerus bangsa
Masalah
yang sekarang sedang dihadapi Indonesia adalah krisis moral. Kenapa demikian?
Karena melihat kondisi Indonesia sekarang ini, banyak berita yang sedang hangat
membicarakan tentang pejabat ppejabat negara yang melakukan korupsi. Masalah
ini hampir selalu kita temui. Tiap tahun selalu ada saja orang-orang yang
terseret KPK dalam kasus korupsi. Bahkan mirisnya orang yang tersangka juga
datang dari instansi keagamaan.
Hal
ini menimbulkan pertanyaan dalam diri kita, apa yang salah pada negara kita
sehingga banyak generasi bangsa yang tidak memiliki moral serta kejujuran dalam
diri mereka?
Menurut
saya sendiri satu hal penting yang salah dalam negara kita adalah Pendidikan.
Secara umum pendidikan lah yang membentuk karakter bangsa, antara lain cara
berpikir, pembentukan moral, sikap, tanggung jawab, kepribadian, serta
kejujuran. Bila dilihat dari luar, tujuan pendidikan sangat bagus, tetapi
kenapa generasi yangt erbentuk tidak sebagus yang diharapkan dari indikator
pendidikan tadi? Karena adanya sesuatu faktor kesalahan dalam proses pendidikan
ini, baik dari sekolah itu sendiri serta dari kebijakan pemerintah terhadap
pendidikan.
Faktor
kesalahan dalam proses pendidikan yaitu terjadinya cara mengajar guru yang
salah, sikap profesionalisme yang kurang, serta kurang nya rasa tanggung jawab
terhadap anak didiknya.
Cara mengajar guru yang salah itu seperti
adanya hukuman yang menekan siswa yang tidak tahu isi pelajaran, sehingga siswa
tersebut berusaha untuk berbohong
menutupi ketidaktauan nya dengan cara mencontek punya sesama. Hal ini
kerap membentuk karakter siswa yang tidak jujur.
Sikap
profesionalisme yang kurang, hal ini meliputi ketidaksiapan guru dalam mengajar
muridnya, guru yang tidak mampu bersikap profesional terhadap pekerjaannya,
seperti membawa –bawa masalah pribadi atau
rumah tanggga ke sekolah, dan menjadikan siswa sebagai
pelampiasannya,sehingga murid menjadi sasaran oleh guru.
Kurang
nya rasa tanggung jawab dalam mendidik, hal ini kerab sekali terjadi dimana
guru tidak bersikap loyal terhadap profesinya. Seringkali guru hanya melakukan
sekedarnya saja tanpa merasa bertanggung jawab mengerti atau tidak murid yang dia didik.
Hal
tersebut merupakan faktor kesalahan dari sekolah, sedangkan kesalahan dari
kebijakan pemerintah adalah pengadaan UN terhadap pendidikan serta yang
menetukan kelulusan. Menurut saya hal ini kurang baik, terlebih lagi yang
menetukan siswa lulus atau tidak adalah Menteri pendidikan, rasanya hal ini
kurang efektif, karena yang mengerti atau mengetahui kemampuan setiap siswa
adalah sekolah, guru-gurunya lah yang lebih tau apakah siswa nya layak lulus
atau tidak. Sehingga karena yang menetukan kelulusan adalh pemerintah,
guru-guru menjadi mengajari muridnya untuk berbuat tidak jujur, seperti
pembelian paket jawaban dengan tujuan agar siswa dapat lulus. Namun secara
tidak langsung dengan pemberian kunci jawaban sebenarnya guru telah memberikan
racun yang merusak moral siswa serta kejujuran dalam dirinya. Sehingga dengan demikian terbentuklah calon
generasi yang tidak jujur dan tidak bermoral seperti sekarang ini.
Generasi
muda yang demikian akan menghancurkan bangsa karena tidak memikirkan orang
lain, melainkan hanya memikirkan kepentingan pribadi saja, jadi tidak bisa di
pungkiri kenapa sampai pejabat negara melakukan korupsi, karna itulah hasil
bentukan pendidikan tadi, sehingga di dalam diri pejabat tersebut tidak lagi
ada kejujuran dan moral.
Oleh
karena itu kita perlu menyadari hal tersebut, Indonesia tidak akan pernah maju
jika pimpinan negara bersifat serakah dan hanya memikirkan diri sendiri. Jika
negara memperbaiki kualitas pendidikan
generasi muda menjadi lebih baik sangat mungkin perubahan dan kesejahteraan
yang Indonesia dapatkan sehingga tidak ada lagi masalah korupsi seperti yang
sekarang ini.